Al-Aqsha adalah hak muslimin. Semasa Khalifah Umar bin Khathab berkuasa, penduduk Palestina menyerahkan diri, harta, dan semua kepercayaan mereka kepada Umar untuk dipelihara oleh Islam. Sejak itu, Khalifah Umar mewakafkannya bagi umat Islam agar jangan sampai jatuh ke tangan di luar Islam.
Bertepatan dengan 39 tahun insiden pembakaran Masjid al-Aqsha yang paling tragis oleh ekstrimis Yahudi, Michael Rohan dan komplotannya.
Jamaah Muslimin (Hizbullah) menyelenggarakan Konferensi Internasional Al Aqsha pada 21 Agustus 2008 lalu.Konferensi yang dihelat sebagai kelanjutan dari Muktamar Al Quds di Istanbul, Turki, 2007 lalu bertujuan melakukan aksi nyata pembebasan al-Aqsha, penggalangan dana, memperluas jaringan kerjasama, serta menggalang dukungan masyarakat Indonesia terhadap Masjid Al-Aqsha dengan menggelar aksi pengumpulan satu juta tanda tangan. Tanda tangan ini nantinya akan diserahkan ke Amnesty Internasional, sebagai salah satu cara untuk mendesak organisasi-organisasi internasional supaya melakukan tekanan terhadap Zionis Israel agar rezim Zionis itu mengembalikan hak atas Masjid Al-Aqsha pada umat Islam.
Al Aqsha adalah lambang kemuliaan dan kehormatan Islam yang harus diperhatikan, dibela, dan dijaga oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia secara berjamaah. Menyadari bahwa
Sebagai, yang berisi tekad dan komitmen untuk terus berjuang membebaskan Masjid Al Aqsha dari penjajahan Zionis Israel serta berusaha melakukan aksi nyata mengembalikan Al Aqsha ke pangkuan umat Islam, sebagai upaya menggalang aksi nyata umat Islam internasional bagi pembebasan Masjid Al Aqsha Palestina dari penjajahan Zionis Israel.
Tiga puluh Sembilan tahun lalu, tepatnya 21 Agustus 1969, terjadi insiden pembakaran Masjid al-Aqsha yang paling tragis oleh ekstrimis Yahudi Zionis Michael Rohan dan komplotannya. Banyak bukti-bukti menunjukkan, pembakaran itu dilakukan secara sistematis di bawah kordinasi pemerintahan rezim Zionis.
Bertepatan dengan peristiwa tersebut,
(Jakarta (ANTARA News)
Ketua Panitia Konferensi Sony Sugema dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa, mengatakan, Konferensi Internasional Al Aqsha tersebut akan dilaksanakan di Auditorium Adhyana, Wisma ANTARA, Jl Medan Merdeka Selatan No.17 Jakarta Pusat, pada Kamis (21/8) mendatang.
Menurut Sony, konferensi tersebut merupakan kelanjutan dari Muktamar Al Quds di Istambul, Turki, tahun 2007, yang berisi tekad dan komitmen untuk terus berjuang membebaskan Masjid Al Aqsha dari penjajahan Zionis Israel serta berusaha melakukan aksi nyata mengembalikan Al Aqsha ke pangkuan umat Islam.
katanya yang menambahkan bahwa Masjid Al Aqsha merupakan kiblat pertama umat Islam.
Dalam catatan sejarah, lanjut Sony, penduduk Palestina telah memberikan mandat pada Khalifah Umar bin Khattab bahwa diri mereka, harta, dan semua kepercayaan di sana untuk dipelihara oleh Islam dan Khalifah Umar mewakafkannya untuk umat Islam agar jangan sampai jatuh ke tangan di luar Islam. Demikian pula pemimpin Islan Shalahuddin Al Ayubi pernah membebaskan Masjid Al Aqsha serta kawasan Palestina dan sekitarnya.
Di tangan pemimpin Islam, kawasan Al Aqsha dan sekitarnya serta dunia pada umumnya menjadi aman dan tenteram, kata Direktur Sony Sugema College (SSC) Bandung itu.
Kegiatan bertema "Aksi Nyata Mengembalikan Masjid Al Aqsha ke Pangkuan Muslimin" itu menghadirkan sejumlah pembicara yakni Syaikh Ahmad Faez Abdalla Harara (Sekjen Rabithah Ulama Palestina Yaman), Prof Dr Hafidzi M Nor (Palestine Centre for Excellence Malaysia), Abdul Ghani Samsudin (Presiden Sekretariat Himpunan Ulama Asia Tenggara), Fariz Mehdawi (Dubes Palestina), Menpora Dr Adhyaksa Dault, Yakhsyallah Manshur (Mudir `Aam Ma`had Al Fatah Al Islamy, serta Imaamul Muslimin Muhyiddin Hamidy.
Peserta Konferensi terdiri dari berbagai kalangan utusan lembaga keislaman dalam dan luar negeri, pimpinan ormas, ulama, tokoh masyarakat dan akademisi. (*)
Zionis Israel sampai hari ini, masih melakukan penggalian terowongan-terowongan di bawah Masjid al-Aqsha, melakukan berbagai perusakan, bahkan pernah berusaha membakar Masjid Al-Aqsha.
Salah satu insiden pembakaran Masjid al-Aqsha yang paling tragis terjadi pada tanggal 21 Agustus 1969, yang dilakukan oleh ekstrimis Yahudi Zionis Michael Rohan dan komplotannya, namun banyak bukti-bukti menunjukkan bahwa pembakaran itu dilakukan secara sistematis di bawah kordinasi pemerintahan rezim Zionis.
Konferensi ini menghasilkan Deklarasi Jakarta Untuk Pembebasan Al-Aqsa.
Dengan memohon pertolongan dan kekuatan Allah Subhanahu Wa Ta´ala menyampaikan DEKLARASI JAKARTA UNTUK PEMBEBASAN AL-AQSHA, sebagai berikut :
- Mendukung seluruh Deklarasi Istanbul 2007, serta bertekad dengan mengharapkan ridho Allah untuk terus menjaga komitmen dan berjuang membebaskan Al-Aqsha dan mengembalikan Al-Aqsha ke pangkuan muslimin.
- Menyeru segenap pemimpin Negara-negara Islam dan Organisasi Islam Dunia, serta tokoh dan cendikiawan muslim di dunia agar mendesak Israel untuk menghentikan usaha penggalian terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha, serta mengembalikan otoritas Masjid Al-Aqsha ke pangkuan kaum muslimin.
- Menyeru semua pimpinan Dunia Islam agar menekan zionis Yahudi untuk menghentikan aneksasi wilayah-wilayah pemukiman muslimin Palestina, serta upaya jahat Israel untuk menodai kesucian dan merusak bangunan Masjid Al-Aqsha.
- Mengajak segenap umat Islam di dunia untuk bangkit dan berjama´ah menyatukan langkah dengan segenap dana, jiwa dan seluruh kekuatan untuk membebaskan Al-Aqsha di bawah Pimpinan Al-Khilafah.
- Mendukung dialog antar pihak-pihak muslim yang masih berbeda pendapat, dalam memperjuangkan hak sipil dan kepimpinanan wilayah Palestina.
- Menyepakati terbentuknya working group, yang terdiri dari tokoh ulama, cendikiawan, dan perwakilan muslimin, yang berkedudukan di Jakarta. (sumber: www.aqsaworkinggroup.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar