Rabu, 13 Mei 2009

Hacker dan Cracker

Istilah dan budaya hacker pertama kali digunakan pada tahun 1961 ketika MIT mendapat kesempatan menikmati mesin PDP-1. Komputer pertama produksi DEC ini menjadi mainan favorit mahasiswa MIT khususnya yang tergabung di Tech Model Railroad Club.

Mereka membuat alat-alat pemrograman, membuat banyak program, mengembangkan etika, jargon dan bahkan ngoprek PDP-1 sehingga menjadi mesin video-game generasi awal. Budaya inilah yang kemudian terkenal menjadi budaya hacker yang sebenarnya. Para hacker di Tech Model Railroad Club menjadi tim inti laboratorium penelitian Artificial Intelligence (AI) MIT yang menjadi pioneer dalam penelitian AI di dunia sampai saat ini.

Read More . . .Hacker sejati adalah programmer yang baik, sudah jelas bahwa tidak mungkin seorang hacker tidak mengerti bagaimana membuat program.

Hacker dan Cracker memang berbeda. Hacker bukanlah cracker. Hacker membangun sesuatu sedangkan cracker merusaknya. Hacker adalah sebutan untuk orang atau sekelompok yang membuat program bantuan untuk dunia jaringan dan komputer, memberi banyak manfaat bagi para aktifis dunia maya dan memberikan ide atau pendapat yang bisa memperbaiki kelemahan sistem yang ditemukannya. Sedangkan cracker adalah sebutan untuk orang yang mencari kelemahan sistem dan memasukinya untuk kepentingan pribadi dan mencari keuntungan dari sistem yang dimasuki misalnya mencurian data, penghapusan, carding (penyalahgunaan kartu kredit) dan lainnya.

Sifat penting bagi seorang hacker sejati adalah senang berbagi, bukan berbagi tool exploit, tapi berbagi ilmu pengetahuan, Hacker adalah seorang nerd yang memiliki sikap (attitude) dasar yang baik, mau menghormati orang lain, menghormati orang yang menolongnya, dan menghormati orang yang telah memberinya ilmu, sarana atau peluang.

Tingkatan hacker, setiap tingkatan dibedakan dan disesuaikan dengan kemampuan dan ilmu yang dimiliki hacker, yaitu:
  1. Elite; Ciri-ciri: mengerti sistem operasi luar dalam, sanggup mengkonfigurasi dan menyambungkan jaringan secara global, melakukan pemrogramman setiap harinya, effisien dan terampil, menggunakan pengetahuannya dengan tepat, tidak menghancurkan data-data, dan selalu mengikuti peraturan yang ada. Tingkat Elite ini sering disebut sebagai ‘suhu’.
  2. Semi Elite; Ciri-ciri: lebih muda dari golongan elite, mempunyai kemampuan dan pengetahuan luas tentang komputer, mengerti tentang sistem operasi (termasuk lubangnya), kemampuan programnya cukup untuk mengubah program eksploit.
  3. Developed Kiddie; Ciri-ciri: umurnya masih muda (ABG) dan masih sekolah, mereka membaca tentang metoda hacking dan caranya di berbagai kesempatan, mencoba berbagai sistem hingga berhasil dan memproklamirkan kemenangan ke lainnya, umumnya masih menggunakan Grafik User Interface (GUI) dan baru belajar basic dari UNIX tanpa mampu menemukan lubang kelemahan baru di sistem operasi.
  4. Script Kiddie; Ciri-ciri: seperti developed kiddie dan juga seperti Lamers, mereka hanya mempunyai pengetahuan teknis networking yang sangat minimal, tidak lepas dari GUI, hacking dilakukan menggunakan trojan untuk menakuti dan menyusahkan hidup sebagian pengguna Internet.
  5. Lammer; Ciri-ciri : tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan tapi ingin menjadi hacker sehingga lammer sering disebut sebagai 'wanna-be' hacker, penggunaan komputer mereka terutama untuk main game, IRC, tukar menukar software prirate, mencuri kartu kredit, melakukan hacking dengan menggunakan software trojan, nuke dan DoS, suka menyombongkan diri melalui IRC channel, dan sebagainya. Karena banyak kekurangannya untuk mencapai elite, dalam perkembangannya mereka hanya akan sampai level developed kiddie atau script kiddie saja.

1 komentar:

Free Palestine ! Save Aqsa !

"Tunggulah wahai saudaraku.. Pertolongan Allah akan segera datang..."

Children of Gaza

Kunjungi disini!!!